Membuat Orang Sependapat "Interprsonal SKill"
Membuat Orang Sependapat
-
Interpersonal
Skill -
Kelompok II
-
Gilang Permana Putra (15101662)
-
Gita Fitria Ratnasari (15101012)
-
I Gede Arianta (15101391)
-
I Gede Febry Rafanili (15101229)
-
I Gede Wira Sanjaya (15101314)
-
I Gusti Ngurah Agus Wirawan Putra (15101763)
Dosen
Pembimbing:
Eka Ayu Purnama Lestari
BAB I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Sebagai makhluk
sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, pasti membutuhkan bantuan dari orang
lain. Sehingga, ilmu komunikasi sangatlah penting dalam kelangsungan hidup.
Banyak orang yang tidak ingat bahwa ilmu komunikasi sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Hampir di setiap kegiatan sehari-hari memerlukan bantuan
orang lain dan komunikasi.
Ketika seseorang
berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung komunikasi tersebut dapat
memicu perdebatan. Adu agumen tidak dapat terelakkan. Pada saat orang-orang
melakukan perdebatan terkadang timbulah pemikiran untuk saling mendorong lawan
bicara untuk mempercayai argumen yang dianggap benar. Namun juga tidak menutup
kemunginan perdebatan tersebut memicu kesalahpahaman karena tidak mengetahui
aturan-aturan untuk memenangkan perdebatan.
Pada saat
perdebatan berlangsung, meyakinkan seseorang pada argument yang kita yakini
benar adalah cara memenangkan perdebatan tersebut. Di makalah ini, penulis akan
membahas tentang bagaimana membuat orang sependapat. Membuat orang sependapat
membuat kita dapat memenangkan suatu perdebatan.
I.II Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini,
antara lain:
a.
Apa aturan untuk memenangkan
perdebatan,
b.
Bagaimana cara mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain,
c.
Bagaimana cara untuk membuat orang
mengatakan “ya” (rahasia socrates).
I.III Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah tertera di atas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
a.
Mengetahui aturan untuk memenangkan
perdebatan,
b.
Mengetahui cara mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain,
c.
Mengetahui cara untuk membuat orang
mengatakan “ya” (rahasia socrates).
BAB II. LANDASAN TEORI
II.I Pengertian debat
Menurut KBBI,
debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan
saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Sedangkan
menurut Wikipedia, debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak
atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan.
II.II Metode Socrates
Metode Sokrates
(juga dikenal sebagai metode elenchus, metode elenctic, ironi Socrates, atau
debat Socrates), dinamai filsuf Socrates Yunani klasik, merupakan bentuk
penyelidikan dan perdebatan antara individu dengan sudut pandang yang
berlawanan berdasarkan bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk
merangsang berpikir kritis dan untuk menerangi ide-ide. Ini adalah metode
dialektis, sering melibatkan diskusi oposisi di mana pertahanan satu sudut
pandang diadu dengan pertahanan lain, seorang peserta lain dapat menyebabkan
kontradiksi terhadap dirinya sendiri dalam beberapa cara, sehingga memperkuat
titik sendiri penanya itu.
BAB III. PEMBAHASAN
III. I Membuat orang sependapat
III. I. I Aturan untuk memenangkan
perdebatan
Memenangkan perdebatan memanglah tidak semudah membalikkan telapak
tangan, namun ada cara-cara yang dapat digunakan untuk memenangkan suatu
perdebatan. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut.
1.
Say with the fact and the data
Sekiranya Anda beranggapan bahwa air itu bisa memadamkan api,
sedangkan lawan Anda beranggapan bahwa minyak itu bisa memadamkan api, maka,
satu-satunya cara untuk membuktikan siapa yang benar adalah dengan mencobanya
langsung. Maka, ketika fakta telah “berbicara”, selesai sudah, perdebatan
tersebut pun akan berhenti. Karena kebenaran langsung terlihat.
Karena memang fakta dan data itu tak akan bisa dinafikan. Maka,
sebelum Anda memulai perdebatan, persiapkanlah data-data anda baik itu berupa
statistik rekapan, hasil survey, studi kasus, dan lain-lain.
Maka dari itu, jangan pernah katakan kata-kata di
bawah ini jika ingin menjatuhkan
argument lawan:
-
“Kayaknya..”
-
“Mungkin..”
-
“Sepertinya..”
2.
Tetap tenang, jangan panik
Sekiranya jika ketenangan Anda mulai hilang, sedikit panik, kemudian
emosi Anda mulai naik, itu sama dengan memperbesar kemungkinan Anda akan
menambah-nambahkan sesuatu maupun mengurang-ngurangi sesuatu. Ketika saat
seperti inilah, argumen Anda jadi mudah dibantai.
Sebaliknya, buatlah agar lawan bicara menjadi panik, dan mulai
kehilangan ketenangannya. Karena jika sudah panik, tidak tahu akan mengatakan
apa, maka dia akan cenderung bicara sedikit ngawur. Sebab, dia tidak akan
membiarkan dirinya diem saja. Otomatis akan langsung terlihat kelemahannya.
Kalau sudah begitu, bahkan tanpa kita berbicara apapun, audiens sudah bisa
menilai bahwa ia telah gagal.
3.
Gunakan logika
Logika adalah sesuatu yang benar menurut semua manusia yang memilki
akal sehat. Tidak bisa tidak, untuk mengiyakan lawan debat, Anda harus
memuaskan akalnya. Jangan buat pengaruh melalui perasaannya. Tunjukanlah
bagaimana sesuatu itu terjadi karena sebuah sebab, dan bagaimana sesuatu itu
akan menghasilkan sebuah akibat.
4.
Lemparkan pertanyaan
Pertanyaan bisa menjaga sebuah perdebatan agar sifatnya tetap fair.
Jangan sampai Anda terpengaruhi oleh lawan debat Anda. terkadang anda bisa
terkena pengaruh dari lawan debat, ketika dia melemparkan sebuah pernyataan
yang kelihatannya bener banget. Nah, untuk menangkalnya, tanyakanlah sesuatu
padanya. baik pertanyaan itu berupa “kenapa”, “bagaimana”, dan lain-lainnya.
Karena kerapnya, sebuah pertanyaan itu lebih sulit disangkal, daripada sebuah
pernyataan.
5.
Mendengarkan apa yang dikatakan
lawan
Tidak sedikit orang yang terlalu reaktif. Mereka sudah memikirkan
dahulu akan mengatakan apa, sehingga mereka tidak mendengar apa-apa yang lawan
mereka katakan dari awal sampai akhir.
Padahal, kalau setiap kata-kata yang lawan sampaikan didengar
seluruhnya, Anda bisa mengetahui dimana letak kesalahan dan kekurangannya.
Serta, bisa terlihat pula apa dan dimana kelemahannya, agar kemudian bisa Anda
sangkal dari situ.
6.
Jangan menyerang orangnya,
serang argumennya
Sekali lagi, jaga diri Anda, agar emosi Anda tidak naik. Karena,
kalau emosi sudah naik di tengah debat, biasanya orang tersebut akan mulai
mencari-cari kejelekan lawan bicaranya. Bukannya berusaha menguatkan argumen
dirinya, dan melemahkan argumen lawannya.
7.
Jangan sampai teralihkan
Tetaplah fokus pada argumen yang ingin Anda angkat, dan fokus
menunjukkan apa yang tidak pantas naik. Jangan sampai Anda dialihkan lawan
debat, untuk mengangkat hal lain, dan menjatuhkan hal yang lain lagi.
8.
Persiapkan hal teknis dengan
matang
Biasanya seseorang suka menanyakan hal-hal yang teknis kepada
lawannya, untuk membuktikan apakah argumen yang disampaikan lawannya itu
benar-benar bekerja, sehingga bisa diadopsi. Maka, Anda persiapkanlah diri Anda
sekiranya lawan anda menanyakan hal teknis. Meski memang tidak mungkin semuanya
bisa Anda paparkan, paling tidak, Anda memang sudah punya konsepnya.
Sebaliknya, Anda juga bisa menjatuhkan lawan, dengan cara meminta
agar lawan memberitahu detail argumennya. Seperti halnya bertanya dengan
beberapa kalimat seperti di bawah ini.
-
“Contohnya gimana?”
-
“Apa indikasinya?”
-
“Memangnya defenisi ‘anu’ itu
apa?”
-
“Bagaimana prosesnya?”
-
“Sudah ada belum faktanya?”
9.
Kategorikan kekuatan argumen
yang kuat dan rendah
Pastikan Anda sudah menyiapkan beberapa argumen sebelum diskusi
dimulai. Cobalah untuk mengkategorikan, mana argumen yang kuat, dan mana yang
tidak begitu kuat. Mana data yang lebih dipercaya, mana data yang masih
dipertanya-tanyakan. Lalu, agar ketika Anda tengah mulai berdiskusi, Anda bisa
memilih menggunakan argumen-argumen yang kuat dulu.
10. Buat agar lawan debat yang menjawab pertanyaannya sendiri
III. I. II Cara terampil mempengaruhi dan
meyakinkan orang lain
III. I. II. I Cara terampil untuk
mempengaruhi orang lain
Langkah
besar untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan adalah dengan
mengetahui apa yang akan membuat mereka melakukannya dan bila anda mengetahui
apa yang akan menggerakan mereka, anda akan mengetahui bagaimana caranya
menggerakan mereka.
Ketahulilah
apa yang mereka cari, apa yang mereka suka. Maka anda dapat mengerakan mereka
dengan mengatakan apa yang ingin mereka dengar. Anda hanya menunjukan bagaimana
mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan melkukan apa yang anda
inginkan mereka laukan. Jangan melakukan kesalahan dengan menyamakan apa yang
anda suka, karena setiap orang berbeda.
Jika
mereka mencari keamanan, bicarakan tentang keamanan. Jika mereka mencari
kemajuan, bicarakan tetntang kemajuan yang lebih tinggi bila mereka berada di
perusahaan anda dengan melakukan apa yang Anda inginkan.
Metode
“Mengetahui apa yang orang inginkan” adalah dengan cara bertanya, melihat dan
mendengarkan mereka. Ditambah usaha anda untuk mengetahui.
III. I. II. II Cara terampil untuk
meyakinkan orang
Sangat
wajar bila orang lain bersikap skeptis kepada Anda, jika apa yang Anda
bicarakan menguntungkan diri Anda. Kebanyakn orang tidak suka mendengar
keungulan dari Anda lewat mulut Anda sendiri, karena mengesankan Anda
mengagungkan diri sendiri. Anda bisa menyiasati hal ini dengan cara tidak
membuat pernyataan itu secara langsung, melainkan mengutip seseorang.
Orang
yang Anda ajak bicara akan lebih terkesan daripada Anda sendiri yang
menjawab. Jadi, bicaralah lewat orang
ketiga.
III. I. III Cara terampil untuk membuat
orang mengatakan “ya”
Orang yang terampil
dalam relasi manusiawi mempunyai teknik dan metode yang sangat meningkatkan
peluang orang untuk mengatakan "ya' kepada mereka (membuat merkea
mangatakan "ya" berarti membuat mereka melakukan apa yang anda ingin
mereka lakukan).
Berikut ini ada empat metode yang baik.
1.
Berilah orang alasan untuk
mengatakan “ya” kepada anda
Cara
yang salah adalah anda memberi alasan-alasan yang akan menguntungkan Anda.
Singkatnya katakan pada orang bagaimana mereka akan beruntung dengan melakukan
apa yang Anda ingin mereka lakukan, bukan bagaimana Anda akan beruntung.
2.
Ajukan pertanyaan
"ya"
Bila
anda berusaha membuat orang mengatakan "ya" pada anda, pertama-tama
masukan mereka ke dalam kerangka berpikir "ya" dengan menanyakan tiga
atau empat pertanyaan "ya"
Gagasan
dibalik pertanyaan "ya" adalah Anda memasukan orang ke dalam kerangka
berpikir "ya", ini akan lebih memungkinkan mereka untuk mengatakan ya
kepada Anda.
Akan
tetapi, pastikan untuk mengajukan pertanyaan "ya" secara tepat.
yakni, menganggukan kepala Anda sewaktu Anda mengajukan pertanyaan itu dan
mulai pertanyaan itu dengan kata "Anda".
3.
Berilah pilihan diantara dua “ya”
Artinya, membuat orang memilih diantara mengatakan ya kepada Anda
dengan cara ini atau mengatakan ya kepada anda dengan cara lain. Sangatlah
disukai untuk memberi mereka sebuah pilihan antara ya dan tidak, ketika anda
meminta mereka melakukan sesuatu.
"Ya" berarti mereka akan melakukannya.
"Tidak" berarti mereka tidak akan
melakukannya.
Terampilah membuat mereka memilih antara melakukan apa yang Anda
inginkan dengan cara ini atau cara lain.
4.
Mengaharapkan orang mengatakan
"ya" kepada anda dan biarkan mereka tahu mereka diharapkan mengatakan
“ya”
Bila Anda mengharapkan orang untuk mengatakan ya kepada Anda, itu
adalah keyakinan. Akan tetapi, ini jauh melebihi keyakinan - satu langkah lebih
jauh. Anda membiarkan mereka tahu, Anda jelas-jelas memberi mereka kesan bahwa
mereka diharapkan untuk mengatakan “ya”.
Hampir semua orang mulai dengan "netral" dan dapat
diarahkan. Banyak yang tidak pernah ragu atau goyah melakukan apa yang anda
inginkan, begitu Anda telah membuat mereka tahu itu diharapkan dari mereka
BAB
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain secara tidak
langsung komunikasi tersebut dapat memicu perdebatan. Adu agumen tidak dapat
terelakkan. Pada saat orang-orang melakukan perdebatan terkadang timbulah
pemikiran untuk saling mendorong lawan bicara untuk mempercayai argumen yang
dianggap benar. Namun juga tidak menutup kemunginan perdebatan tersebut memicu
kesalahpahaman karena tidak mengetahui aturan-aturan untuk memenangkan
perdebatan.
Kunci utama dalam memenangkan suatu perdebatan adalah dengan
membuat lawan bicara sependapat dengan cara mempengaruhi dan meyakinkan bahwa
argument yang kita katakan adalah dapat dipercaya, jika masih tidak bisa
membuat lawan bicara sependapat dengan kita, maka cara terakhir adalah dengan
mengajukan pertanyaan ya dan tidak atau membuat pernyataan dengan cara
membalikan argumen yang mereka miliki. Dan hal lain yang tidak kalah penting
adalah tetap sadar dan tidak terpancing emosi pada saat debat berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Supraktiknya,
Dr., (1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius
www.teknikhidup.com/2014/06/cara-memenangkan-perdebatan.html
Komentar
Posting Komentar