MEMAHAMI PERSPEKTIF DALAM FOTOGRAFI
MEMAHAMI PERSPEKTIF DALAM FOTOGRAFI
OLEH : AHMAD WAHYUDI
15101526
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
era yang serba teknologi saat ini, kemajuan bidang pendidikan sangatlah
bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia, baik itu
bidang sosial, bidang informasi maupun bidang pendidikan. Salah satunya makalah yang penulis buat ini yaitu tentang
“Memahami Perspektif Dalam Fotografi”. Yaitu menghubungkan antar ilmu gambar
teknik dengan ilmu fotografi meskipun didalam dunia fotografi perspektif sudah
ada dasarnya. Tapi bukan menjadi halangan penulis untuk membuat tema makalah
ini sehingga bisa sedikit memberikan informasi kepada masayarakat umumnya dan
mahasiswa khususnya.
Sebelum memasuki pembahasan sedikit penjelasan tentang
perspektif dan apa hubungannya dengan fotografi. Perspektif adalah perubahan bentuk, ukuran,
dan kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan cara pandang antara objek
dan kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada pergeseran posisi dalam
melihat sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang tidak sama.
Secara sederhana, perspektif adalah cara pandang terhadap suatu objek.
Adapun
hubungannya dengan fotografi yaitu di pengaruhi oleh sudut pengambilan gambar
oleh fotografer
yang memberi bentuk perspektif. Perspektif berkaitan
erat dengan gambar dua dimensi. Perspektif dalam fotografi mengikuti beberapa
kaidah dimensi ruang.
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang di atas, beberapa permasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini adalah :
1. Definisi Perspektif.
2.
Hubungan Perspektif
dengan Fotografi.
3.
Prinsip dasar
Komposisi fotografi.
4.
Memahami persektif
dalam fotografi.
5.
Bagaimana
langkah memperkuat perspektif.
C. Tujuan
Penulisan
Adapaun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini
adalah :
1.
Mengetahui
definisi perspektif.
2.
Mengetahui
hubungan perspektif dengan fotografi.
3.
Mengetahui
prinsip dasar komposisi fotografi.
4.
Memahami
perspektif dalam fotografi.
D. Manfaat
Penulisan
Adapaun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Menambah
pengetahuan tentang perspektif dan fotografi.
2.
Memahami komposisi
dasar fotografi yang berhubungan dengan gambar perspektif.
3.
Menambah
pengalam dan pengetahuan lebih pada dunia fotografi.
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi
Perspektif
Perspektif
adalah seni menampilkan tiga dimensi di atas permukaan dua dimensi. Hal ini
diantaranya menciptakan ulang hubungan spasial di mana objek menyusut dalam
sebuah scene yang ada di depan mata.
Contonya gambar pemadangan tepi laut memperoleh kesan kedalaman dengan
menyertakan objek-objek menarik pada foreground
garis utama yang di bentuk oleh semenanjung berbatu-batu dan tone yang semakin cerah di semenanjung
yang lebih jauh karena adanya kabut (Richard Garvey & Williams, 2015, p.98).
B.
Komposisi Dasar Fotografi
Dalam dunia fotografi, perspektif adalah salah satu
komposisinya yang ada di dalam fotografi sehingga mendalami gambar perspektif
adalah dasar untuk bisa menjadi fotografer yang handal dan profesional.
Komposisi merupakan sebuah unsur dalam fotografi yang memiliki nilai estetika
tinggi. Agar sebuah foto memilki paduan yang serasi dan indah, maka elemen
dalam setiap foto perlu ditata sedemikian rupa. Dilakukan dengan cara memainkan
angle agar subjek utama tampil sebgai
point of interest di dalam foto.
Penempatan point of interest
berfungsi untuk membuat foto lebih menarik sehingga lebih mudah diterjemakan
maksudnya (Husna Widyani & Jane Marsha, 2016, p.27).
Menurut Husna Widyani dan Jane Marsha (2016) Terdapat
beberapa komposisi dasar yang dapat digunakan sebagai pijakan dalam pemotretan
salah satunya adalah perspektif. Penggunaan komposisi ini dapat membantu
fotografer menghasilkan foto yang lebih enak di pandang. Selain itu komposisi
juga memiliki nlai estetika. Berikut adalah komposisi-komposisi dasar dalam
fotografi (p.37).
1.
The Golden
Ratio
Golden Ratio merupakan
sebuah komposisi yang diturunkan dari
teori ahli metematika terkenal, Fibonacci.
Menurutnya menyusun objek dengan komposisi ini dipercaya dapat memberikan efek
visual yang kuat. Golden ratio
merupakan komposisi selaras dengan alam.
2.
Rules Of Thirds
Rules Of Thirds
atau disebut juga dengan division of
thirds, meruakan kompisis yang paling populer. Komposisi ini paling banyak
digunakan oleh kalangan fotografer diseluruh dunia. Rules of thirds memiliki kunci utama, yaitu penonjolan keseimbangan
pada elemen-elemen foto. Penataan elemen foto menggunakan komposisi ini, akan
membuat foto tampak lebih seimbang sehingga lebih enak dipandang. Komposis rules of thirds membgai bidang foto
menjadi tiga bagian yaitu secara
vertikal, horizontal, dan menghasilkan sembilan bagian foto yang sama besar.
3.
Perspective
Komposisi ini merupakan
turunan dari teori seni rupa. Menurut teori ini, perspektif adalah bagaimana
memberi kesan ruang pada sebuah lukisan, sehingga benda yang dilukis seperti
benar-benar memiliki dimensi ruang. Dalam fotografi, perspektif berfungsi
memberi skala pada objek, yatu objek dekat terlihat besar dan semakin objek
jauh terlihat semakin mengecil. Kesan yang ditimbulkan oleh komposisi ini yaitu
jarak yang jauh pada objek. Perspektif biasanya digunakan dalam fotografi
arsitektur. Cara paling efektif untuk memberi kesan perspektif adalah dengan
menggunakan titik lenyap atau vinishing
point. Titik lenyap yaitu, pada deretan benda-benda. Semakin dibelakang
posisinya, makan akan terlihat semakin mengecil dan kemudian menghilang mejadi
sebuah titik. Titik ini disebut dengan titik lenyap. Dan foto akan berkesan
tiga dimensi.
4.
Framing
Framing merupakan
sebuah komposisi yang menempatkan objek utama pada posisi sedemikian rupa.
Objek tersebut akan tampak dikelilingi oleh elemen-elemen lain yang membuatnya
tampak berada pada sebua frame. Framing
bertujuan untuk memberi penganta bagi kita untuk memahamilingkungan disekitar
foto. Framing berfungsi untuk memberi
kesan dimensi pada foto, selain itu juga untuk mengisi kekosongan bidang di
atas foto.
Menurut Husna Widyani dan Jane Marsha (2016).
Terdapat enam unsur utama di dalam komposisi. Unsur-unsur tersebut yaitu garis
(line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern), dan
warna (color) (p27).
C. Memahami
Perspektif Dalam Fotografi
Perspektif berfungsi untuk menciptakan efek dalam atau
jauh pada sebuah foto. Cara mudah menciptakan foto dengan kesan perspektif yang
memiliki kedalaman adalah dengan mengikuti garis, entah yang dibentuk oleh
garis jalan raya, rel kereta api, jalan setapak, atau garis-garis lainnya.
Syaratnya, minimal ada dua garis yang nanti berkonvergen, seolah-olah di ujung
sana bertemu dalam satu titik (Ardianto Nugroho, 2012, p.69).
Perspektif adalah
perubahan bentuk, ukuran, dan kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan
cara pandang antara objek dan kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada
pergeseran posisi dalam melihat sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan
ketinggian yang tidak sama. Secara sederhana, perspektif adalah cara pandang
terhadap suatu objek. Perspektif berkaitan
erat dengan gambar dua dimensi. Perspektif dalam fotografi mengikuti beberapa
kaidah dimensi ruang.
Dalam konteks dimensi, perspektif
dikategorikan menjadi beberapa bagian.
a.
Perspektif
Aerial,
impresi akan kedalaman penting bagi yang ingin diberikan oleh banyak gambar,
membuat gambar terkesan nyata sehingga kita bisa terhubung dengan gambar
tersebut. Foto hanya memiliki dua dimensi, jadi dimensi ketiga yaitu kedalaman
harus diperlihatkan jika dimensi itu harus dilihat oleh pengamat (Richard
Garvey & Williams, 2015, p.98).
b.
Perspektif Linear, sebaliknya,
didasarkan oleh fakta bahwa garis-garis paralel yang hilang di kejauhan
(seperti jalur kereta) terlihat bertemu di horizon. Lensa wide angle cenderung melebih-lebihkan bentuk perspektif seperti
ini, dan menyesuaikan sudut pandang anda dalam hubungannya dengan permukaan
yang mebawa gais-garis yang bertemu ini, sangat mengubah efeknya (Richard
Garvey & Williams, 2015, p.100).
c.
Perspektif
satu titik dimana dua garis paralel bertemu di satu titik hilang ke satu sisi.
d.
Perspektif
dua titik terjadi ketika mata dihadapkan dengan kubus datar yang garis vertikal
dan horizontalnya paralel terhadap ujung gambar. Perspektif tersebut merupakan
garis yang mengerucut menuju ruang pada dua titik. Perspektif tiga titik
merupakan garis yang mengerah konvergen pada dua titik. Itu ditambah satu titik
yang terletak di bawah atau diatas pandangan mata.
Perspektif ditentukan
oleh :
1. Jarak antara objek dan kamera
2. Penggunaan focal leght yang berbeda
3. Sudut pengambilan pada posisi vertikal maupun horizontal
1. Jarak antara objek dan kamera
2. Penggunaan focal leght yang berbeda
3. Sudut pengambilan pada posisi vertikal maupun horizontal
Perubahan perspektif
juga ditentukan jarak dan sudut pengambilan. Misalnya, ketika kita memotret
landscape, perhitungan pergeseran jaraknya lebih dari hitungan meter. Foto
landscape memerlukan pergeseran posisi jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan
sudut pengambilan yang berbeda. Dalam foto landscape, perbedaan posisi jarak
semeter tidak memberi efek yang berarti. Disini posisi fotografer ketika
mengambil gambar menentukan perspektifnya. Sementara itu, pemotretan model
maupun portraiture untuk pergeseran satu meter memiliki perbedaan yang
berarti . Apalagi, pada penggunaan lensa makro. Perbedaan posisi per milimeter
saja memberi perbedaan sudut yang besar. Perubahan sudut pengambilan jelas
menentukan perspektif. Ketika kita memotret dari bawah (low angel), eye
level memberi pandangan yang berbeda jika dibandingkan dengan saat memotret
dari atas (high angel). Begitu juga jika kita memotret dari samping kiri
(left side) atau kanan (right side) jika dibandingkan dari arah
depan (front). Perbedaan sudut pengambilan memberi kesan dan perspektif
yang berbeda. Selain itu, perspektif dipengaruhi titik fokus lensa yang
digunakan. Artinya, lensa wide (focal legth pendek) memberi perspektif
yang berbeda dengan lensa tele (focal legth panjang). Lensa wide memberi
tampilan elemen di depan lensa tampak lebih besar dari pada area di depan lensa
(Eric Permana & E. parapaga, 2011, p.8).
Fenomena tersebut
disebut distorsi. Distorsi mengubah skala sesungguhnya sekaligus mengubah
perspektif. Sesuatu yang diletakkan didepan lensa wide atau superwide
menjadi tampak lebih besar. Skala menentukan ukuran relatifnya. Ukuran bentuk
menjadi abstrak ketika menggunakan perbedaan focal legth lensa. Skala akan menjadi terkonversi ketika ada
distorsi lensa. Sesuatu yang besar bisa menjadi kecil atau sebaliknya. Semua
bergantung pada seberapa dekat objek tersebut dengan lensa. Misalnya, orang
menjadi kehilangan tingginya ketika berada secara linier di dekat bangunan
tinggi. Konsep merupakan penataan jalan pikiran yang terencana. Konsep
dalam fotografi berarti merancang sebuah pengambilan gambar dengan penataan
jalan pikiran yang sistematis. Tujuan utama implementasi konsep adalah mendapatkan hasil foto optimal sesuai dengan
perencanaan.
D. Memperkuat
Perspektif Dalam Fotografi
Menurut Ardiyanto Nugroho (2012). Adapun langka-langkah
untuk memperkuat perspektif dalam fotografi yaitu ada beberapa cara:
1.
Pilihlah
sudut pandang yang menunjukkan jarak tertentu, terutama pada objek yang ada
didepan dan objek yang paling belakang dalam foto. Jadi kata kuncinya adalah
jarak.
2.
Gunakan
lensa wide untuk menciptakan perspektif yang linear (lurus), sehingga tercipta
jarak yang jauh dan luas antara obyek yang ada di depan dan obyek paling
belakang (background). Lensa normal (50mm) atau lensa tele tidak ideal untuk
digunakan membuat perspektif yang dalam.
3.
Atur pencahayaan
agar obyek yang ada di dean lebih terang dibanding obyek yang ada di barisan
paling belakang.
4.
Akan
menjadi ide bagus jika pada jarak-jarak tertentu, anda letakkan obyek-obyek
yang memiliki ukuran-ukuran umum yang dapat dikenali oleh semua orang.
Tujuannya supaya tercipta kesan menjauh (obyek yang jauh pastinya akan terkesan
semakin kecil).
5.
Buat agar
fokus foto menjadi berkurang secara perlahan-lahan sampai bagian latar belakang
menjadi tidak setajam obyek latar depan.
E. Contoh Foto
Perspektif
G.2 (Ahmad Wahyud, Renon, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Erick Permana dan E. Parapaga, 2011. Cepat
Bisa Jeprat-Jepret Kamera DSLR,
Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka.
Husna Widyani dan Jane Marsha, 2016. Step-step
Belajar Mandiri Kamera DSLR untuk
Pemula, Yogyakarta: Shira
Media.
Ardiyanto Nugroho (Jubilee Enterprise), 2012. Kuasai Fotografi Digital dan DSLR dari Nol,
Jakarta: Media Komputindo
Gramedia.
Richard Garvey dan Williams, 2015. Matering
Composition “Panduan Sesungguhnya Bagi
Fotografer”, Jakarta : Media
Komputindo Gramedia.
Komentar
Posting Komentar